Quit di ML: Apa Artinya? Jangan Sampai Salah Paham Biar Gak Kena Sanksi!
Dalam dunia Mobile Legends: Bang Bang (MLBB), istilah “quit” sering banget kita dengar atau bahkan alami sendiri, baik sebagai pelakunya maupun sebagai korban. Secara harfiah, “quit” berarti berhenti atau meninggalkan. Namun, dalam konteks game MLBB, maknanya bisa lebih luas dan kompleks dari sekadar keluar dari pertandingan. Ini mencakup berbagai situasi di mana seorang pemain tidak lagi berpartisipasi aktif dalam sebuah match yang sedang berlangsung.
“Quit” bisa diartikan sebagai tindakan seorang pemain yang sengaja atau tidak sengaja meninggalkan pertandingan sebelum selesai. Bentuk paling umum dari “quit” adalah Away From Keyboard (AFK) alias tidak menggerakkan hero atau berpartisipasi dalam pertempuran. Selain itu, ada juga pemain yang benar-benar menutup aplikasi game atau mematikan data internetnya di tengah permainan, yang secara otomatis membuatnya tidak lagi terhubung ke match.
Image just for illustration
Fenomena “quit” ini bukan cuma masalah individual, lho. Ada banyak faktor yang bisa memicu seorang pemain memutuskan untuk tidak melanjutkan pertandingan, dan dampaknya pun bisa sangat signifikan bagi seluruh tim. Memahami apa itu “quit” dan mengapa hal itu terjadi adalah langkah awal untuk bisa menyikapi masalah ini dengan lebih bijak, baik sebagai pemain maupun sebagai komunitas MLBB.
Penyebab Pemain Melakukan “Quit”¶
Ada berbagai alasan mengapa seorang pemain MLBB memutuskan untuk “quit” di tengah pertandingan. Alasan-alasan ini bisa dibagi menjadi beberapa kategori, mulai dari masalah teknis hingga masalah psikologis. Memahami penyebabnya bisa membantu kita untuk lebih berempati atau bahkan menghindari melakukan hal serupa.
1. Masalah Koneksi dan Perangkat¶
Ini adalah salah satu penyebab paling umum dan seringkali tidak disengaja. Koneksi internet yang tidak stabil atau tiba-tiba terputus bisa membuat pemain secara otomatis AFK atau bahkan terputus dari server game. Kondisi sinyal yang naik turun (lag) juga bisa sangat mengganggu pengalaman bermain, membuat pemain merasa frustrasi dan akhirnya memilih untuk menyerah atau meninggalkan game.
Selain itu, masalah pada perangkat juga bisa jadi pemicu. Baterai ponsel yang tiba-tiba habis, aplikasi game yang crash, atau ponsel yang overheat dan mati mendadak adalah beberapa contohnya. Dalam kasus-kasus seperti ini, pemain sebenarnya tidak berniat “quit” tapi terpaksa karena kendala teknis yang di luar kendalinya.
2. Tim yang Toxic atau Performa Buruk¶
Interaksi antar pemain adalah inti dari game MOBA. Sayangnya, tidak semua interaksi berjalan positif. Tim yang saling menyalahkan, mengeluarkan kata-kata kasar (toxic), atau spam chat seringkali membuat suasana bermain menjadi tidak nyaman. Pemain yang merasa tertekan atau tidak dihargai bisa kehilangan motivasi dan akhirnya memutuskan untuk “quit”.
Ketika tim sudah tertinggal jauh dalam perolehan gold dan EXP, atau ketika ada rekan setim yang terus-menerus melakukan kesalahan fatal, semangat juang bisa menurun drastis. Rasa frustrasi karena merasa tidak ada harapan untuk menang bisa mendorong pemain untuk menyerah dan tidak lagi ingin melanjutkan pertandingan. Ini adalah bentuk “quit” yang lebih disengaja, sebagai respons terhadap dinamika permainan yang negatif.
3. Kehilangan Semangat dan Frustrasi¶
MLBB adalah game yang kompetitif, dan kekalahan adalah bagian dari proses. Namun, bagi sebagian pemain, kekalahan beruntun atau performa buruk pribadi bisa memicu rasa frustrasi yang mendalam. Mereka mungkin merasa tidak efektif, sering mati, atau tidak bisa berkontribusi pada tim. Kondisi mental seperti ini bisa membuat mereka kehilangan minat untuk melanjutkan match.
Terkadang, pemain juga mungkin sedang dalam mood yang tidak baik di kehidupan nyata, sehingga energi negatif ini terbawa ke dalam permainan. Ketika ekspektasi tidak sesuai dengan realita di dalam game, mereka cenderung lebih cepat menyerah dan memilih untuk “quit” demi menghindari stres lebih lanjut.
4. Prioritas Dunia Nyata¶
MLBB memang seru, tapi kehidupan nyata tetap yang utama. Ada kalanya pemain tiba-tiba harus menghadapi situasi darurat atau panggilan penting yang tidak bisa ditunda. Misalnya, ada anggota keluarga yang membutuhkan bantuan, pekerjaan mendesak, atau kejadian tak terduga lainnya. Dalam situasi seperti ini, meninggalkan game menjadi pilihan yang tidak terhindarkan.
Meskipun menyadari bahwa tindakan ini akan merugikan tim, pemain seringkali tidak punya pilihan lain. Mereka mungkin merasa bersalah, namun prioritas di dunia nyata jauh lebih besar dan tidak bisa diabaikan begitu saja. Ini adalah salah satu bentuk “quit” yang paling bisa dimaklumi, meskipun tetap berdampak pada jalannya pertandingan.
5. Sengaja Griefing atau Trolling¶
Ini adalah bentuk “quit” yang paling merugikan dan tidak bisa ditoleransi. Beberapa pemain memang sengaja memilih untuk AFK atau “quit” dengan tujuan mengganggu jalannya pertandingan atau mengerjai rekan setimnya. Mereka mungkin merasa bosan, ingin menjatuhkan rank teman, atau hanya mencari kesenangan dari membuat orang lain kesal.
Pemain yang melakukan griefing atau trolling seringkali tidak peduli dengan penalti atau dampak negatif pada tim. Tindakan ini merusak pengalaman bermain orang lain dan menunjukkan sportivitas yang buruk. Untungnya, Moonton punya sistem untuk mendeteksi dan menghukum perilaku semacam ini.
Dampak “Quit” dalam Pertandingan¶
Tindakan “quit” oleh satu atau lebih pemain memiliki konsekuensi serius, tidak hanya bagi tim yang ditinggalkan tetapi juga bagi pengalaman bermain secara keseluruhan. Dampak ini terasa di berbagai level, mulai dari strategi permainan hingga moral para pemain.
1. Bagi Tim yang Ditinggalkan¶
Dampak paling langsung dan fatal adalah ketidakseimbangan jumlah pemain. MLBB adalah game 5v5, dan kehilangan satu pemain berarti tim harus bertarung 4v5 atau bahkan kurang. Ini secara drastis mengurangi potensi damage output, kemampuan crowd control, dan kekuatan teamfight secara keseluruhan. Tim menjadi sangat dirugikan, terutama di fase late game di mana setiap hero sangat vital.
Selain itu, tim yang kekurangan pemain juga akan kesulitan menjaga lane, mengambil objektif seperti Turtle atau Lord, dan melakukan rotasi. Musuh akan dengan mudah mengeksploitasi keunggulan jumlah untuk menguasai peta dan menghancurkan turret. Secara psikologis, “quit” bisa menjatuhkan moral tim. Pemain lain mungkin merasa putus asa, frustrasi, dan kehilangan motivasi untuk melanjutkan pertandingan karena merasa tidak ada harapan lagi untuk menang.
2. Bagi Tim Lawan¶
Meskipun tim lawan mendapatkan keuntungan dari pemain yang “quit”, dampaknya tidak selalu positif sepenuhnya. Kemenangan atas tim yang kekurangan pemain seringkali terasa kurang memuaskan. Mereka mungkin merasa kemenangan itu tidak “fair” atau tidak menantang, yang bisa mengurangi kesenangan dalam bermain. Beberapa pemain bahkan mungkin merasa sedikit kasihan pada tim lawan.
Namun, di sisi lain, kemenangan yang mudah juga bisa mempercepat proses push rank mereka. Bagi tim lawan, ini adalah keuntungan strategis yang tidak terduga, meskipun mungkin bukan cara yang ideal untuk meraih kemenangan. Terlepas dari itu, keberadaan pemain yang “quit” secara tidak langsung mengubah dinamika pertandingan menjadi satu sisi.
3. Bagi Pemain yang Melakukan “Quit”¶
Moonton, sebagai pengembang MLBB, punya sistem yang cukup ketat untuk mengatasi masalah pemain yang “quit” atau AFK. Pemain yang sering melakukan tindakan ini akan menerima penalti berupa pengurangan Credit Score. Credit Score ini penting banget karena akan mempengaruhi akses pemain ke mode permainan tertentu, terutama Ranked, dan juga jumlah hadiah yang bisa didapatkan.
Selain itu, pemain yang sering “quit” juga bisa mendapatkan reputasi buruk di mata komunitas. Mereka mungkin dijauhi oleh pemain lain, sulit mendapatkan tim untuk mabar, atau bahkan dilaporkan oleh banyak orang. Dalam kasus ekstrem, Moonton bisa memberikan sanksi berupa larangan bermain sementara atau permanen jika pelanggaran dilakukan berulang kali. Jadi, ada konsekuensi nyata yang harus dihadapi oleh pemain yang sengaja atau sering melakukan “quit”.
Sistem Penalti Moonton untuk Pemain “Quit”¶
Moonton sangat serius dalam menjaga integritas permainan dan memastikan pengalaman yang adil bagi semua pemain. Oleh karena itu, ada sistem penalti yang jelas dan terstruktur untuk pemain yang terdeteksi melakukan tindakan “quit” atau AFK. Sistem ini didesain untuk mencegah perilaku negatif dan mendorong pemain agar tetap bertanggung jawab selama pertandingan.
1. Pengurangan Credit Score¶
Ini adalah penalti utama dan paling umum. Setiap kali seorang pemain terdeteksi AFK atau meninggalkan pertandingan, Credit Score mereka akan dikurangi. Besaran pengurangan bervariasi tergantung pada durasi AFK dan apakah itu terjadi di mode Classic, Ranked, atau Brawl. Misalnya, AFK di Ranked biasanya akan mengurangi Credit Score lebih banyak dibanding di Classic.
Credit Score ini adalah indikator seberapa “baik” perilaku seorang pemain. Semakin tinggi Credit Score (maksimal 110), semakin bebas pemain untuk mengakses semua fitur game. Sebaliknya, jika Credit Score turun di bawah ambang batas tertentu, berbagai pembatasan akan diberlakukan.
2. Pembatasan Mode Permainan¶
Salah satu dampak paling signifikan dari Credit Score yang rendah adalah pembatasan akses ke mode permainan tertentu. Jika Credit Score pemain turun di bawah 90, mereka mungkin tidak bisa bermain di mode Ranked. Ini adalah cara Moonton memastikan bahwa pemain yang sering “quit” tidak merusak pengalaman bermain di level kompetitif.
Bahkan untuk mode Classic, jika Credit Score terlalu rendah (misalnya di bawah 60), pemain mungkin tidak bisa bermain sama sekali atau hanya bisa bermain mode Brawl. Pembatasan ini memaksa pemain untuk memperbaiki perilaku mereka agar bisa kembali bermain secara normal.
3. Pembatasan Hadiah Harian dan Mingguan¶
Pemain dengan Credit Score yang rendah juga akan menerima lebih sedikit hadiah atau bahkan tidak menerima hadiah sama sekali dari berbagai event atau misi harian/mingguan. Ini termasuk Battle Poin, EXP, dan hadiah lain yang biasanya didapatkan setelah pertandingan. Pembatasan ini bertujuan untuk mengurangi insentif bagi pemain yang tidak bertanggung jawab.
Credit Score | Akses Mode Ranked | Hadiah Battle Point | Keterangan |
---|---|---|---|
≥ 100 | Penuh | Penuh | Akses normal, semua hadiah. |
90-99 | Penuh | 90% | Masih bisa Ranked, hadiah sedikit berkurang. |
60-89 | Terbatas | 70% | Tidak bisa Ranked, hadiah berkurang signifikan. |
< 60 | Dilarang | 50% | Tidak bisa bermain hampir semua mode, hadiah sangat minim. |
4. Larangan Bermain Sementara¶
Untuk kasus-kasus pelanggaran berat atau berulang, seperti AFK yang disengaja dalam banyak pertandingan, Moonton bisa memberlakukan larangan bermain sementara (ban). Durasi ban bervariasi, mulai dari beberapa jam, beberapa hari, hingga bahkan berbulan-bulan tergantung pada tingkat keparahan pelanggaran. Ini adalah tindakan tegas untuk melindungi komunitas dari perilaku yang merusak.
Moonton juga menggunakan sistem report dari pemain lain. Jika banyak pemain melaporkan seseorang karena AFK atau feeding (sengaja mati), sistem akan lebih cepat mendeteksi dan memberikan sanksi. Proses ini kadang dibantu oleh review manual untuk kasus-kasus yang kompleks.
Cara Mengatasi dan Mencegah “Quit”¶
Mencegah dan mengatasi masalah “quit” di MLBB membutuhkan upaya dari berbagai pihak, baik dari pemain itu sendiri, rekan setim, maupun Moonton sebagai pengembang game. Berikut adalah beberapa tips dan pendekatan yang bisa diterapkan.
1. Sebagai Pemain Individu¶
- Periksa Koneksi dan Perangkat: Sebelum memulai Ranked atau Classic, pastikan koneksi internet stabil dan baterai ponsel cukup. Hindari bermain saat sinyal buruk atau saat ponsel panas. Ini adalah langkah pencegahan paling dasar untuk menghindari AFK yang tidak disengaja.
- Mental Siap dan Fokus: Main MLBB butuh konsentrasi dan mental yang kuat. Jika sedang dalam mood buruk, stres, atau ada hal penting yang perlu dilakukan di dunia nyata, lebih baik tunda dulu mainnya. Jangan memaksakan diri jika kondisi tidak mendukung, karena itu hanya akan meningkatkan kemungkinan “quit” dan merusak mood.
- Komitmen Hingga Akhir: Pahami bahwa setiap pertandingan membutuhkan komitmen penuh dari semua pemain. Berusaha semaksimal mungkin, bahkan saat tim tertinggal, adalah bagian dari sportivitas. Ingatlah bahwa comeback itu mungkin jika semua anggota tim tetap berusaha.
2. Sebagai Rekan Setim¶
- Jaga Komunikasi Positif: Hindari toxic chat atau menyalahkan rekan setim yang melakukan kesalahan. Berikan semangat dan saran yang membangun. Lingkungan tim yang positif dapat mencegah pemain merasa tertekan dan akhirnya “quit”. Jika ada yang mulai AFK, coba panggil mereka di chat atau berikan support.
- Manfaatkan Fitur Report: Jika ada rekan setim yang jelas-jelas sengaja AFK atau melakukan griefing, jangan ragu untuk menggunakan fitur report setelah pertandingan selesai. Moonton punya sistem untuk meninjau laporan ini dan memberikan penalti yang sesuai. Ini membantu menjaga lingkungan bermain tetap sehat.
- Pahami Situasi: Kadang, AFK bisa jadi karena masalah darurat di dunia nyata. Jika memungkinkan, coba berempati. Namun, jika itu terjadi berulang kali dari pemain yang sama, maka penalti memang perlu diterapkan.
3. Peran Moonton dan Komunitas¶
- Sistem Deteksi Otomatis: Moonton terus menyempurnakan sistem deteksi AFK dan quit. Semakin akurat sistemnya, semakin cepat pelaku mendapatkan sanksi dan semakin adil bagi pemain lain.
- Edukasi dan Kampanye: Moonton secara berkala bisa mengadakan kampanye edukasi tentang pentingnya sportivitas dan dampak negatif “quit”. Komunitas pemain juga bisa berperan aktif dalam menyebarkan kesadaran ini di media sosial.
- Fitur Reconnect yang Kuat: Memastikan fitur reconnect bekerja dengan baik dan cepat adalah kunci. Pemain yang terputus karena masalah teknis harus bisa kembali ke pertandingan secepat mungkin tanpa kehilangan terlalu banyak momentum.
Fakta Menarik dan Mitos Seputar “Quit”¶
Fenomena “quit” di MLBB juga diiringi dengan beberapa fakta menarik dan mitos yang beredar di kalangan pemain. Ini bisa jadi wawasan tambahan untuk memahami lebih dalam dinamika permainan.
1. Pengganti AI untuk Pemain AFK¶
Fakta: Ya, MLBB punya sistem untuk menggantikan pemain yang AFK dengan bot (AI). Namun, AI ini punya keterbatasan. Umumnya, AI hanya akan mengikuti anggota tim yang ada di dekatnya dan melakukan skill dasar atau menyerang lawan yang mendekat. AI ini jarang sekali bisa berpikir strategis, mengambil objektif, atau melakukan comeback yang kompleks. Kehadiran AI memang membantu mencegah tim langsung kalah 4v5 secara fisik, tapi kontribusinya jauh di bawah pemain manusia.
2. Mitos “Server Mati” atau “Game Crash” yang Disengaja¶
Mitos: Beberapa pemain mungkin percaya bahwa mereka bisa membuat game crash atau server mati agar pertandingan tidak tercatat jika mereka akan kalah. Ini adalah mitos belaka. Game MLBB berjalan di server yang stabil, dan tindakan individu pemain tidak akan bisa meruntuhkan server. Game crash yang terjadi pada satu pemain biasanya adalah masalah lokal pada perangkat atau koneksi mereka, bukan karena ulah mereka yang bisa merusak server game. Justru, hal itu tetap akan dihitung sebagai “quit” dan berujung penalti.
3. Kapan “Quit” Dianggap “Wajar”?¶
Fakta: Tidak ada “quit” yang ideal di tengah pertandingan. Namun, dalam kasus-kasus darurat di dunia nyata yang benar-benar tidak terhindarkan (misalnya: bencana alam, kecelakaan, panggilan darurat yang mendesak), kebanyakan pemain akan memaklumi. Meskipun demikian, secara sistem, Moonton tetap akan mencatatnya sebagai AFK dan memberikan penalti Credit Score yang sesuai. Ini karena sistem tidak bisa membedakan antara AFK disengaja atau tidak disengaja. Oleh karena itu, penting untuk memastikan kita tidak punya komitmen lain saat bermain.
4. “Quit” untuk Menjaga KDA (Kill/Death/Assist)?¶
Mitos: Beberapa pemain mungkin berpikir dengan “quit” atau AFK, KDA mereka tidak akan terlalu buruk jika tim sudah pasti kalah. Kenyataannya, game tetap berjalan dan hero kamu yang dikendalikan AI masih bisa mati. Bahkan jika hero tidak mati, tindakan AFK itu sendiri akan terekam dan berdampak pada Credit Score dan reputasi, yang jauh lebih merugikan daripada sekadar KDA buruk dalam satu pertandingan. KDA adalah statistik, sportivitas adalah prinsip.
Tips Agar Tidak Tergiur “Quit”¶
Mengendalikan diri agar tidak “quit” adalah bagian dari menjadi pemain MLBB yang baik dan sportif. Ada beberapa tips yang bisa kamu terapkan agar selalu termotivasi untuk menyelesaikan pertandingan, apa pun kondisinya.
1. Prioritaskan Koneksi dan Lingkungan yang Stabil¶
Sebelum menekan tombol “Start”, luangkan waktu sebentar untuk mengecek koneksi internetmu. Pastikan sinyal stabil, dan hindari bermain di tempat dengan koneksi yang fluktuatif. Selain itu, pastikan kamu berada di lingkungan yang kondusif, di mana kamu tidak akan terganggu oleh panggilan mendadak atau tugas penting. Persiapan teknis yang matang akan mengurangi risiko “quit” karena masalah eksternal.
2. Bermainlah Saat Mood Baik¶
Jangan memaksakan diri bermain MLBB saat kamu sedang stres, kesal, atau memiliki mood yang kurang baik. Game yang kompetitif seperti MLBB membutuhkan pikiran yang tenang dan positif. Jika mood sedang tidak oke, risiko untuk tilt (frustrasi ekstrem) dan akhirnya “quit” akan jauh lebih tinggi. Lebih baik istirahat sebentar, lakukan aktivitas lain, dan kembali bermain saat kamu sudah merasa lebih baik.
3. Fokus pada Proses, Bukan Hanya Hasil¶
Kemenangan memang menyenangkan, tapi kekalahan adalah bagian tak terpisahkan dari permainan. Alih-alih terlalu fokus pada hasil akhir (menang atau kalah), coba nikmati prosesnya. Pelajari dari kesalahanmu, coba strategi baru, atau fokus pada mechanics hero yang kamu mainkan. Dengan fokus pada pembelajaran dan peningkatan diri, kekalahan tidak akan terasa terlalu memukul dan tidak membuatmu ingin “quit” begitu saja.
4. Bermain Bersama Teman (Mabar)¶
Bermain dengan teman atau mabar bisa sangat mengurangi keinginan untuk “quit”. Saat bermain dengan teman, komunikasi lebih mudah, ada rasa solidaritas, dan seringkali ada canda tawa yang bisa mencairkan suasana. Bahkan jika kalah, kekecewaan bisa dibagi dan tidak membuatmu merasa sendirian. Ini juga meminimalisir risiko menghadapi tim yang toxic dari pihak teman sendiri.
5. Ingat Dampaknya pada Orang Lain¶
Setiap kali kamu merasa ingin “quit”, ingatlah bahwa ada empat rekan setim lain yang mengandalkanmu. Tindakanmu akan berdampak langsung pada pengalaman bermain mereka. Menjaga komitmen hingga akhir adalah bentuk rasa hormat terhadap sesama pemain. Bayangkan jika kamu berada di posisi mereka, tentu kamu tidak ingin ditinggalkan sendirian di medan perang, bukan?
Itu dia pembahasan lengkap tentang apa yang dimaksud “quit” di MLBB, dari penyebab hingga cara mengatasinya. Semoga informasi ini bisa menambah wawasanmu dan membuat kita semua jadi pemain yang lebih sportif dan bertanggung jawab.
Gimana nih menurut kalian, kira-kira ada penyebab “quit” lain yang sering kalian temui di MLBB? Atau ada tips jitu dari kalian untuk menghindari AFK? Yuk, sharing di kolom komentar di bawah!
Posting Komentar