Oikos & Nomos: Pengertian Lengkap + Kaitannya dengan Ekonomi Kekinian!
Pernahkah kamu penasaran kenapa mata pelajaran atau ilmu yang mempelajari cara mengelola sumber daya terbatas itu disebut ekonomi? Kata ini ternyata punya sejarah panjang dan berakar kuat dari peradaban Yunani Kuno, lho. Ekonomi berasal dari gabungan dua kata penting dalam bahasa Yunani: oikos dan nomos. Memahami makna kedua kata ini bisa membuka wawasan kita tentang bagaimana konsep pengelolaan dan tata kelola pertama kali dipikirkan oleh manusia ribuan tahun lalu. Ini bukan sekadar pelajaran bahasa, tapi juga jendela ke cara pandang orang Yunani Kuno terhadap kehidupan dan kemakmuran.
Menelusuri Makna Oikos: Lebih dari Sekadar Rumah¶
Kita mulai dari kata yang pertama, yaitu oikos. Dalam bahasa Yunani Kuno, oikos punya arti yang cukup luas dan mendalam, nggak sesempit cuma “rumah” dalam arti bangunan fisik. Oikos merujuk pada rumah tangga, yang meliputi semua orang yang tinggal di dalamnya (keluarga, budak/pekerja), properti atau aset yang dimiliki (tanah, hewan ternak, perabotan), dan bahkan termasuk aktivitas ekonomi yang terjadi di dalamnya. Jadi, oikos itu adalah unit sosial dan ekonomi yang paling fundamental dalam masyarakat Yunani Kuno.
Image just for illustration
Oikos adalah pusat kehidupan bagi orang Yunani Kuno. Di sinilah makanan diproduksi atau diolah, pakaian dibuat, dan kebutuhan dasar lainnya dipenuhi. Kekayaan dan status seseorang seringkali diukur dari seberapa besar dan produktif oikos-nya. Mengelola oikos dengan baik adalah tugas utama bagi kepala rumah tangga, biasanya kaum pria, meskipun peran wanita dalam mengelola urusan internal rumah tangga juga sangat vital.
Keberlangsungan dan kemakmuran oikos menjadi fokus utama. Ini bukan cuma soal mencari nafkah hari itu saja, tapi juga memastikan ada cukup sumber daya untuk masa depan, untuk keturunan, dan untuk mempertahankan posisi dalam masyarakat. Itulah kenapa pengelolaan oikos dianggap sebagai keterampilan yang sangat penting.
Menelusuri Makna Nomos: Aturan Main Pengelolaan¶
Sekarang beralih ke kata kedua, yaitu nomos. Secara harfiah, nomos bisa diterjemahkan sebagai hukum, aturan, prinsip, kebiasaan, atau tatanan. Ini adalah konsep yang berkaitan dengan struktur, regulasi, dan cara mengatur sesuatu agar berjalan dengan baik dan teratur. Nomos memberikan kerangka kerja atau panduan tentang bagaimana sesuatu seharusnya dilakukan.
Image just for illustration
Dalam konteks pengelolaan, nomos merujuk pada prinsip-prinsip atau aturan yang digunakan untuk mengelola sesuatu secara efektif. Bayangkan seperti “aturan main” atau “panduan operasional” untuk mencapai tujuan tertentu. Nomos bisa berasal dari hukum tertulis, kebiasaan yang diwariskan turun-temurun, atau prinsip-prinsip moral yang diyakini bersama oleh masyarakat.
Ketika nomos dikaitkan dengan oikos, maka ia menjadi seperangkat aturan atau prinsip yang digunakan untuk mengelola rumah tangga. Ini mencakup cara mengelola keuangan, membagi tugas, mengatur produksi atau konsumsi, hingga memastikan keharmonisan di dalam rumah tangga itu sendiri. Nomos memberikan tatanan agar oikos tidak kacau balau dan bisa berfungsi secara optimal.
Ketika Oikos Bertemu Nomos: Lahirlah Oikonomia¶
Nah, ketika kedua kata ini digabungkan, oikos dan nomos, muncullah kata oikonomia (οἰκονομία). Ini adalah kata yang menjadi cikal bakal dari “ekonomi” yang kita kenal sekarang. Secara harfiah, oikonomia berarti pengelolaan rumah tangga atau seni mengelola rumah tangga.
Image just for illustration
Bagi orang Yunani Kuno, oikonomia adalah keterampilan praktis dan bahkan dianggap sebagai sebuah kebajikan. Filosof seperti Aristoteles banyak membahas oikonomia dalam karyanya, misalnya Politics. Menurut Aristoteles, oikonomia adalah seni yang mulia karena tujuannya adalah untuk menyediakan kebutuhan yang diperlukan bagi oikos agar anggotanya bisa hidup dengan baik dan berkontribusi pada polis (negara-kota). Fokusnya bukan pada akumulasi kekayaan tanpa batas, melainkan pada pengelolaan sumber daya secara bijak untuk kemakmuran rumah tangga.
Aristoteles membedakan oikonomia dari chrematistics (χρηματιστική), yaitu seni mencari atau mengumpulkan kekayaan semata. Chrematistics dianggap kurang mulia karena tujuannya adalah kekayaan itu sendiri, tanpa batas dan tanpa terkait langsung dengan pemenuhan kebutuhan riil oikos. Perbedaan ini menunjukkan bahwa pada awalnya, “ekonomi” (dalam arti oikonomia) sangat terkait dengan pengelolaan untuk keberlangsungan dan kesejahteraan unit terkecil masyarakat, bukan sekadar mencari untung sebesar-besarnya.
Evolusi Makna Oikonomia Hingga Menjadi ‘Ekonomi’ Modern¶
Seiring berjalannya waktu, makna oikonomia mengalami perluasan. Dari hanya mengelola rumah tangga, konsep ini mulai diterapkan pada pengelolaan yang lebih besar, yaitu pengelolaan negara-kota atau polis. Para pemimpin mulai memikirkan bagaimana mengelola sumber daya seluruh polis, mengatur perdagangan, memungut pajak, dan menyediakan layanan publik, dengan prinsip-prinsip yang mirip dengan mengelola oikos, hanya saja dalam skala yang jauh lebih besar.
Pada abad-abad berikutnya, terutama dengan munculnya negara-negara modern, konsep pengelolaan ini semakin meluas hingga mencakup seluruh negara. Kata “ekonomi” pun mulai digunakan untuk merujuk pada sistem produksi, distribusi, dan konsumsi kekayaan dalam skala nasional. Fokusnya bergeser dari pengelolaan rumah tangga ke pengelolaan sistem yang kompleks yang melibatkan jutaan orang, perusahaan, dan pemerintah.
Ekonomi modern yang kita pelajari sekarang jauh lebih luas dan kompleks dibandingkan oikonomia Yunani Kuno. Ekonomi modern mempelajari bagaimana masyarakat mengalokasikan sumber daya yang langka untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan yang tak terbatas. Ini melibatkan analisis pasar, perilaku konsumen dan produsen, kebijakan pemerintah, inflasi, pengangguran, dan banyak lagi. Fokusnya lebih sering pada mekanisme pasar dan interaksi antar pelaku ekonomi dalam skala besar (makroekonomi) maupun mikro (perilaku individu dan perusahaan), bukan hanya pada pengelolaan unit rumah tangga itu sendiri.
Meskipun fokusnya bergeser, akar kata oikos dan nomos tetap relevan. Ekonomi modern, terutama mikroekonomi, masih mempelajari perilaku rumah tangga (sebagai konsumen) dan perusahaan (seringkali dianggap sebagai perluasan dari unit pengelolaan). Prinsip dasar pengelolaan, yaitu mengatur sumber daya yang terbatas untuk mencapai tujuan tertentu, tetap menjadi inti dari ekonomi.
Relevansi Oikos dan Nomos di Era Modern¶
Meskipun istilah oikos dan nomos mungkin terasa kuno, makna di baliknya masih sangat relevan dalam kehidupan kita sehari-hari di era modern ini. Konsep oikonomia sebagai pengelolaan rumah tangga adalah sesuatu yang kita semua lakukan, sadar atau tidak sadar. Setiap kali kita membuat anggaran bulanan, memutuskan bagaimana membelanjakan uang, menabung, atau bahkan mengatur jadwal harian di rumah, kita sedang mempraktikkan oikonomia.
Pengelolaan rumah tangga finansial adalah contoh paling nyata dari penerapan oikos dan nomos di masa kini. Rumah tangga kita adalah oikos kita, dan prinsip-prinsip atau aturan yang kita gunakan untuk mengelola keuangan dan sumber daya di dalamnya adalah nomos kita. Mengelola oikos dengan nomos yang baik artinya kita mengatur keuangan keluarga dengan bijak, membuat prioritas pengeluaran, menabung untuk masa depan, dan memastikan kebutuhan seluruh anggota keluarga terpenuhi sesuai kemampuan.
Image just for illustration
Memahami asal kata ini bisa mengingatkan kita bahwa inti dari ekonomi, dalam arti yang paling mendasar, adalah tentang pengelolaan yang bijak dan bertanggung jawab. Ini bukan hanya urusan para ekonom di bank sentral atau kementerian keuangan, tapi juga urusan setiap individu dan keluarga. Bagaimana kita mengelola “oikos” pribadi kita akan berdampak pada kesejahteraan kita sendiri dan, jika diperbanyak, juga pada kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Konsep oikonomia juga mengajarkan kita pentingnya memiliki aturan atau prinsip dalam pengelolaan. Tanpa nomos, pengelolaan akan kacau. Dalam konteks rumah tangga, nomos bisa berupa aturan keluarga tentang penggunaan uang, kebiasaan menabung, atau cara membuat keputusan finansial bersama. Di level yang lebih luas, nomos dalam ekonomi modern adalah hukum, regulasi, dan norma-norma yang mengatur aktivitas ekonomi di masyarakat.
Berikut diagram sederhana yang menggambarkan hubungan antara oikos, nomos, dan oikonomia, serta evolusinya:
mermaid
graph LR
O[Oikos (Rumah Tangga, Keluarga, Properti)] --> Oikonomia
N[Nomos (Aturan, Hukum, Pengelolaan)] --> Oikonomia
Oikonomia[Oikonomia Klasik (Pengelolaan Rumah Tangga)] --> Evolusi[Evolusi Makna]
Evolusi --> E[Ekonomi Modern (Studi Kelangkaan, Pasar, Negara)]
Diagram ini menunjukkan bagaimana konsep pengelolaan rumah tangga (oikonomia yang merupakan gabungan oikos dan nomos) menjadi dasar yang kemudian berkembang menjadi ilmu ekonomi modern yang cakupannya jauh lebih luas.
Fakta Menarik Seputar Oikos dan Nomos¶
Menariknya, konsep oikonomia ini banyak dibahas oleh para penulis dan filsuf Yunani Kuno. Selain Aristoteles, ada juga Xenophon yang menulis buku berjudul Oeconomicus. Buku ini berisi dialog tentang bagaimana mengelola rumah tangga dan pertanian secara efisien. Xenophon memberikan panduan praktis tentang pengaturan rumah, manajemen sumber daya, dan peran suami istri dalam mengelola oikos. Ini menunjukkan betapa seriusnya orang Yunani Kuno memandang pengelolaan rumah tangga.
Dalam pandangan Yunani Kuno, pengelolaan oikos yang baik tidak hanya menghasilkan kemakmuran materi, tetapi juga berkontribusi pada eudaimonia, yaitu konsep kebahagiaan atau keberlangsungan hidup yang baik. Jadi, ekonomi pada akarnya sangat terkait dengan etika dan tujuan hidup yang lebih besar. Ini berbeda dengan pandangan modern yang cenderung memisahkan ekonomi dari nilai-nilai etika, meskipun perdebatan tentang ekonomi normatif vs positif masih terus berlangsung.
Perbedaan Aristoteles antara oikonomia dan chrematistics juga masih relevan sampai sekarang. Kita bisa melihat parallels-nya dalam perdebatan antara “ekonomi riil” yang fokus pada produksi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan, dengan spekulasi finansial atau aktivitas ekonomi yang tujuannya semata-mata mencari keuntungan tanpa menciptakan nilai riil. Pandangan Aristoteles seolah mengingatkan kita untuk tidak tersesat dalam mengejar kekayaan demi kekayaan itu sendiri, melainkan menggunakan sumber daya untuk mencapai kehidupan yang baik dan bermakna.
Selain itu, kata nomos juga punya makna penting dalam filsafat dan politik Yunani Kuno. Nomos seringkali dikontraskan dengan physis (φύσις), yang berarti alam atau kodrat. Perdebatan antara nomos dan physis adalah salah satu tema sentral dalam pemikiran Yunani, yaitu apakah sesuatu itu berlaku karena aturan yang dibuat manusia (nomos) atau karena kodrat alam (physis). Dalam konteks oikonomia, nomos adalah aturan buatan manusia atau kebiasaan yang diterapkan untuk mengelola oikos, berbeda dengan physis yang mungkin merujuk pada siklus alam dalam pertanian atau kebutuhan biologis manusia.
Memahami akar kata ekonomi ini memberikan perspektif yang lebih kaya tentang disiplin ilmu ini. Ekonomi bukan sekadar deretan angka, grafik, dan teori kompleks tentang pasar global. Pada dasarnya, ekonomi adalah tentang bagaimana kita sebagai individu, keluarga (oikos), dan masyarakat (polis) menggunakan aturan (nomos) untuk mengelola sumber daya yang kita miliki agar bisa hidup dengan baik (oikonomia).
Kesimpulan Singkat¶
Jadi, oikos adalah rumah tangga atau unit sosial ekonomi, nomos adalah aturan atau prinsip pengelolaan, dan oikonomia adalah seni mengelola rumah tangga. Dari sinilah kata “ekonomi” berasal, yang maknanya kemudian berkembang luas hingga menjadi ilmu yang kita kenal sekarang. Meskipun cakupannya meluas, prinsip dasar pengelolaan sumber daya yang langka tetap menjadi intinya, mengingatkan kita pada asal usulnya yang sederhana namun mendalam.
Bagaimana menurutmu? Apakah pemahaman tentang oikos dan nomos mengubah cara pandangmu terhadap ekonomi, terutama ekonomi rumah tangga? Yuk, share pendapat atau pengalamanmu di kolom komentar!
Posting Komentar